28 November 2014

Profil


Kemenkumham DR. Yasonna H. Laoly, SH., M.Sc:
“Saya Dua Kali Mimpi Jadi Menteri”
            “Pernahkah Anda bermimpi menjadi Menteri?” Pertanyaan ringan yang sekadar ditanyakan untuk mengisi kekosongan waktu wawancara seperti itu biasanya jarang ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Orang yang ditanya begitu biasanya memilih menolak menjawab atau menggelengkan kepala sambil menyunggingkan senyum, kadang berpura-pura menjawab tetapi bukan yang sebenarnya.
            “Kalau saya bermimpi dua kali menjadi menteri,” jawab Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia DR. Yasonna H. Laoly, SH., M.Sc. dengan mimik muka serius. “Ini benar-benar terjadi. Saya bermimpi dua kali menjadi menteri dalam satu malam,” ujarnya dengan raut wajah yang ekspresif.
            Suasana wawancara di ruangan kerja Menkumham itu pun menjadi hening. Sang menteri mencoba memutar lagi ingatannya selama beberapa detik dan seperti yang sudah diduga mimpi itu ternyata bukan sekadar “bunga tidur” tetapi menjadi kenyataan dengan dilantiknya dia sebagai Menkumham pada 27 Oktober 2014 di Istana Negara.

            “Seminggu sebelum diumumkan sebagai menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK, saya bermimpi menjadi menteri,” ujarnya mengisahkan. Pada saat tidur, dia diangkat menjadi seorang menteri, namun lupa lagi bidangnya. Dia bahagia bukan main. Namun tiba-tiba terbangun. Apakah dia menyesal? “Tidak. Terus terang saja saya bahagia, dan tidak menyesal meskipun itu hanya mimpi.”
            Setelah mengetahui jabatannya sebagai menteri hanya di dalam mimpi, mantan anggota Komisi III DPR RI ini melanjutkan lagi tidurnya. “Tapi mimpi jadi menteri lagi! Itu yang mimpi yang kedua kalinya dalam satu malam!” ujarnya girang. Begitu terbangun lagi dan menyadari jabatan menterinya itu lagi-lagi hanya mimpi, pria kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah 27 Mei 1953 ini juga tidak merasa ada yang perlu diratapi.
            Meski diakuinya, begitu mimpi itu diceritakan kepada istrinya, Elisye Widya Ketaren, sang istri tidak percaya. Namun setelah mimpi ini disampaikan kepada sahabat-sahabatnya, kebanyakan mendukung dan berujar: “Mudah-mudahan, bang!”
            Singkat cerita, sekitar tiga atau empat hari kemudian, datang SMS dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang juga putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dalam SMS itu Puan menginformasikan bahwa nama Yasonna Laoly masuk dalam daftar yang diajukan oleh Megawati kepada Presiden Jokowi sebagai bakal calon menterinya.
            Yasonna tidak tahu apakah ada korelasi antara mimpinya dengan SMS yang barusan didapatkannya. Dia tidak bisa menceritakan SMS itu kepada teman-temannya karena Puan di ujung pesannya menulis kata: “Tapi diam saja dulu, jangan banyak bicara.”
Dia lantas menerawang pada saat khaul terakhir almarhum Taufik Kiemas di rumah Megawati, Juni silam. Pada saat bersalaman, Yasonna langsung melaporkan kepada Megawati bahwa dirinya tidak terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pileg 9 April silam. Namun Megawati berujar: “Tapi kamu tetap harus bekerja untuk partai ya?” kata Megawati yang dijawab, “Sebagai petugas partai saya siap.”
Waktu bergulir dan tenggat waktu pengumuman Kabinet Kerja Jokowi-JK semakin dekat. Yasonna kembali mendapat SMS dari Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo bahwa dirinya masuk radar kabinet dan jangan dulu muncul di media. Celakanya, waktu mendapat SMS itu Yasonna sedang bersiap mengikuti talkshow soal kabinet di sebuah televisi swasta bersama analis politik Efenddy Ghazali dan Mohammad Khudori.
            “Saya benar-benar bingung. Bagaimana saya bisa mengelak karena saya sudah pasang ear-phone dan sudah di-make up untuk mengikuti talkshow itu. Terpaksa saya katakan, mohon maaf saya ada tugas mendadak dari sekjen partai kami jadi saya mohon pamit karena saya harus meninggalkan tempat ini segera,” ujarnya.
            Apa yang diimpikan Yasonna benar-benar terwujud dua hari kemudian. Seorang staf Rumah Tangga Kepresidenan menelpon kepada dirinya untuk datang ke Istana. Dia pun datang secara sembunyi-sembunyi ke Istana melalui pintu belakang. Namun rupanya di Istana sudah dipenuhi wartawan, jadi lewat manapun pasti bertemu wartawan. Akhirnya muncullah nama Yasonna dalam bursa calon menteri, seperti ditulis dalam running text siaran televisi swasta.
            Saat diwawancarai Jokowi, Yasonna menjelaskan apa adanya tentang latar belakang pendidikannya, termasuk kirprahnya dari mulai DPRD hingga DPR RI. Dia mengaku tidak ingin terbebani sehingga menjelaskan apa adanya saja dan menyerahkan sepenuhnya pengangkatan menteri kepada Presiden Jokowi.
            Besok harinya atau hari Minggu pagi 26 Oktober 2014, Yasonna kembali ditelepon oleh staf Kepresiden untuk mengambil baju yang akan dikenakan olehnya pada acara pengumuman kabinet. Yasonna lantas mengutus menantunya untuk mengambil baju dimaksud.
            Sesampai di rumah, menantunya sempat bertanya kepada dirinya apakah benar Istana hanya meminta pengambilan sepucuk baju putih yang sama sekali tidak mewah. Dalam benaknya, jika Istana memberikan baju buat pengumuman kabinet pastilah pakaian mewah plus tuksedo lengkap. “Kata menantu saya, maaf, ini kayak baju dari Tanah Abang pah,” ujarnya terkekeh.
            Dan benar saja, pada sore harinya Yasonna ke Istana tampak semua calon menteri sudah memakai baju warna seragam seperti dirinya: kemeja putih. Baju yang bahan dasarnya agak kasar itu sengaja dibagikan oleh Jokowi kepada calon-calon menterinya. Supaya seragam, protokoler Istana meminta baju itu digulung/dilipat lengannya dan jangan dimasukkan ke celana.
            Yasonna menangkap kesan bahwa Presiden Jokowi ingin menteri-menterinya bersikap sederhana. Baju yang katakanlah diobral di Tanah Abang pun jangan sungkan untuk dikenakan. Dan untuk meyakinkan bahwa setiap menteri siap bekerja, maka bagian tangan digulung dan bajunya pun tidak dimasukkan ke dalam celana.
            Sebagai menteri yang merupakan pembantu presiden, kini Yasonna siap untuk bekerja keras mengimplementasikan program-program Jokowi-JK. Tak lupa, dia pun akan menjaga pola hidup sederhana sebagaimana yang selama ini ditunjukkan Jokowi. Selamat bekerja pak Menteri.. Bapak sekarang tidak bermimpi lagi!***

Tidak ada komentar: