22 Februari 2021

KESEHATAN 1

 


Tips Mudah dan Murah
Untuk Berhenti Merokok (1)

    Anda perokok? Jika iya, tolong Anda tanyakan dengan jujur ke dalam hati Anda sendiri, apakah Anda punya keinginan untuk berhenti merokok? Jika ternyata iya juga, berarti Anda sudah tepat untuk membaca tulisan ini. Soalnya tulisan ini akan membeberkan tips atau cara-cara yang mudah dan murah untuk berhenti merokok.
    Tetapi, jika Anda ternyata tidak berniat untuk berhenti merokok, dan merokok sudah merupakan bagian dari gaya hidup Anda, tidak ada salahnya juga untuk meneruskan membaca tulisan ini. Siapa tahu Anda nanti berubah pikiran he-he..
    Pada masa pandemi Covid-19 seperti yang terjadi saat ini, kesehatan menjadi sangat mahal. Untuk tetap sehat, orang rela mengeluarkan banyak uang demi meningkatkan imunitas tubuh—sebagai upaya menangkal Covid-19. Dan tentu, hal yang paling fundamental dalam meningkatkan imunitas tubuh adalah dengan menjaga pola hidup sehat, yang salah satunya adalah tidak merokok!
    Bahkan bukan hanya persoalan kesehatan. Pandemi Covid-19 juga menghantam sendi-sendi perekonomian masyarakat. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, terkena PHK atau setidaknya pendapatan maupun gajinya berkurang akibat Covid-19. Jadi betapa tragisnya kalau masyarakat yang sudah berkurang penghasilannya itu masih dikurangi pula untuk belanja rokok!?
    Merokok—diakui atau tidak—adalah kebiasaan yang sulit ditinggalkan oleh para pengisapnya. Menjadi perokok pemula memang sangat mudah, bahkan seringkali karena dikasih oleh teman, tetapi untuk mengakhirinya sangat susah. Ibarat candu, merokok dapat menimbulkan ketergantungan dan sulit untuk dilepaskan.
    Saking sulitnya untuk meninggalkan rokok, ada saja alasan untuk memberikan pembenaran: rokok dapat menambah penampilan menjadi lebih keren; rokok memberi semangat untuk bekerja; atau yang sering kita dengar adalah rokok menjadi sumber inspirasi dalam berkarya.
    Sejujurnya, alasan-alasan seperti itu hanyalah upaya untuk menutupi ketidakberdayaan dalam melepaskan ketergantungan terhadap rokok. Coba perhatikan dengan baik penampilan perokok. Bandingkan apakah ada bedanya saat mengisap rokok dengan tidak menghisap rokok? Kalau mau jujur, sebenarnya sama saja.
    Jika dia berpenampilan jantan, dengan atau tanpa merokok pun orang itu akan tetap terlihat cowok banget. Bukan karena rokok, tapi memang sudah dari sono-nya. Sebaliknya kalau dia kurus kering, kucel pula, mau merokok sehari satu slop pun tetap saja penampilannya tidak akan mengesankan. Karena apa? Karena merokok tidak akan mengubah penampilan seseorang menjadi lebih baik.
    Kemudian, rokok bisa menambah semangat bekerja. Semangat dari mana? Justru pekerja yang merokok seringkali waktunya dihabiskan untuk merokok. Sebentar-sebentar pergi ke smooking room kalau kebetulan bekerja di kantor yang menerapkan no smoking area. Jadi yang lebih tepat bukan menambah semangat bekerja tetapi semangat merokok.
    Bahkan ada lagi yang menyebut rokok sebagai sumber inspirasi. Sebetulnya inspirasi itu bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Orang duduk di toilet sambil berimajinasi pun bisa kok mendatangkan inspirasi, jadi kenapa harus dengan merokok?
    Nah, oleh sebab itu, maka perlu disimpulkan bahwa jika ingin mengubah penampilan menjadi lebih jantan itu bukan merokok tetapi olahraga, nge-gym atau fitness. Kalau mau semangat bekerja justru harus bisa memanfaatkan waktu seoptimal mungkin agar bisa produktif, bukan menyia-nyiakan jam kerja untuk merokok. Dan kalau mau mencari inspirasi untuk berkarya juga banyak caranya dan bukan hanya rokok.
    Terlebih, bagi sebagian kalangan, penampilan orang yang tidak merokok itu terlihat lebih bersih dan menarik. Karena tidak sedikit orang yang alergi dengan bau asap rokok, sehingga dengan mencium bau rokok saja sudah ilfil duluan. Apalagi kalau perokoknya itu juga buang puntung rokok sembarangan. Waduh, sudah tidak tertolong lagi penampilannya: sudah bau ditambah jorok pulak!

Tidak Toleran
Perokok seringkali tidak toleran. Mungkin bukan karena niatnya tidak toleran tetapi karena hasrat untuk merokok sudah tidak terkendalikan lagi sehingga dia pun tak mampu untuk menghargai orang-orang di sekitarnya.
Contohnya apa? Perokok sering kepergok sedang asyik mengepulkan asapnya di dalam angkot atau kopaja. Bahkan ada juga sopir angkot yang tega-teganya merokok di dekat seorang ibu yang membawa anak kecil.
Saya sendiri punya kenangan ketika sekolah menengah pertama di Bandung, saat seorang guru tak tahan untuk merokok pada jam belajar. Maka guru tadi cuek saja merokok sambil mengajar di depan kelas!
    Mungkin karena merasa bahwa tindakannya itu kurang elok, sang guru pun sempat meminta permakluman kepada murid-muridnya bahwa dirinya sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok.
    Untuk membela diri, guru tadi bercerita mengenai “kelebihan” perokok. Mengutip iklan pajak yang berbunyi “Orang Bijak Taat Pajak”, dia pun menganalogikan dirinya sebagai orang bijak karena memberikan kontribusi besar pada cukai rokok yang menjadi penerimaan negara di sektor pajak. “Dengan merokok, berarti saya menjadi orang bijak karena membayar pajak,” katanya sambil terkekeh.
    Tak sampai di situ, dia pun mengatakan bahwa rumah perokok tidak akan kemalingan. Alasannya, setiap perokok akan dekat dengan penyakit yang berkaitan dengan tenggorokan seperti batuk. “Kalau setiap malam batuk-batuk, maling mana yang berani masuk (ke rumah untuk mencuri)?” ujarnya berseloroh.
    Dia pun dengan semangat meneruskan bahwa perokok juga tidak akan digigit anjing. Alasannya, perokok biasanya memiliki badan yang ringkih akibat berbagai penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Untuk menyangga tubuhnya, perokok akan membawa tongkat. “Nah, kalau kita kemana-mana membawa tongkat, mana berani anjing mendekat?” ujarnya lagi.
    Kemudian, dia juga menceritakan bahwa setiap perokok akan awet muda atau tidak akan merasakan rambut beruban. Rambut beruban ini identik dengan usia yang sudah lanjut atau udzur. “Seorang perokok akan awet muda dan tidak akan mengalami rambut beruban, sebab sebelum rambutnya beruban atau memasuki usia lanjut, keburu mati!” katanya mengajak murid-muridnya tertawa.
    Itulah barangkali hiburan dari perokok saat meminta permakluman dari orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok. Memang banyak alasan yang diberikan perokok untuk membenarkan kebiasaannya itu, tetapi yang terang ini menunjukkan bahwa perokok semakin sulit menahan diri saat hasrat untuk merokok datang.
    Dan, perokok juga egois. Seorang ayah yang merokok biasanya lebih memprioritaskan pengeluaran uang untuk membeli rokok dibanding membeli kebutuhan beras untuk menafkahi anak dan istrinya. Ini tentu memilukan sekaligus memalukan, apalagi pada saat pandemi Covid-19 ketika penghasilan keluarga rata-rata mengalami penurunan.

Niat Berhenti
    Tulisan ini akan membantu Anda untuk mengambil langkah-langkah penting dalam menghentikan kebiasan merokok. Saya haqul yakin bahwa bahwa tips atau cara-cara yang dituangkan dalam tulisan ini bisa diikuti oleh siapapun perokok yang ingin berhenti merokok. Tips-nya sangat mudah dan tidak memerlukan alat bantu yang mahal alias murah meriah. Terpenting ada niat untuk berhenti merokok.
    Selama ini cukup banyak penawaran untuk berhenti merokok atau mengurangi ketergantungan terhadap rokok. Tetapi caranya terkadang tidak masuk akal dan mahal. Misalnya dengan cara menurunkan kadar nikotin atau mengganti kebiasaan merokok dengan rokok elektrik alias vape.
    Sebenarnya itu bukan cara untuk menghentikan kebiasaan merokok tetapi mengurangi atau lebih tepatnya mengalihkan ketergantungan saja dari rokok manual ke rokok elektrik. Tapi intinya Anda tetap menjadi perokok yang rela mengeluarkan uang untuk membelinya, menghisapnya dan mempertaruhkan kesehatan hanya untuk menikmatinya!
    Padahal, kata WHO nih, dalam setiap kepulan asap rokok terkandung 4.000 racun kimia berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Dan yang harus diingat, penyakit penyerta semacam itulah yang akan menyulitkan Anda untuk selamat saat terpapar Covid-19!
Jadi, mumpung masih ada kesempatan, yuk ubah pola hidup: makan yang bergizi dan teratur, istirahat yang cukup, serta hidup sehat dengan menjauhi asap rokok. Jangan terpikat oleh iklan rokok yang selalu menawarkan petualangan hebat, dikelilingi wanita-wanita cantik dan mampu menaklukan alam. Namanya juga iklan he-he..
Atau seringkali iklan menempatkan rokok sebagai “bahasa pergaulan.” Artinya “gak gaul kalau gak merokok.” Ini asumsi saja yang sengaja dibangun untuk menyesatkan para remaja agar menjadi perokok pemula. Maka digempurlah mereka dengan iklan rokok yang sangat gencar baik melalui televisi maupun media luar ruang. Tujuannya adalah menjadikan para perokok pemula ini sebagai "investasi" mereka di masa depan.
Kita tahu, di atas sana juga terjadi pertarungan antara kampanye anti-rokok dengan iklan rokok. Raksasa bisnis seperti Microsoft terang-terangan berkampanye anti-rokok, tetapi di sisi lain produsen rokok semacam Philip Morris, Gudang Garam, Djarum dan Sampoerna juga tidak kalah gencar mengiklankan rokok.
Tidak perlulah kita jauh-jauh mendukung salah satu di antara mereka. Toh siapapun yang menang kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Tujuan kita simple saja, ingin hidup sehat supaya bisa menikmati hidup dengan cara yang rasional dan membanggakan bersama orang-orang tercinta. Titik! (Bersambung)

2 komentar:

5 Sterne Hotel Bali Nusa Dua mengatakan...

ditunggu artikel selanjutnya

Mohammad Hasyim mengatakan...

The next articles are:

http://mohammadhasyim.com/2021/02/kesehatan_24.html

http://mohammadhasyim.com/2021/02/kesehatan_25.html

http://mohammadhasyim.com/2021/02/kesehatan_28.html